Gaya Hidup Konsumtif: Tantangan Sedekah di Tengah Budaya Nongkrong

Coba perhatikan akhir pekan di kota-kota besar: kafe penuh, mal ramai, dan antrean di kedai kopi kekinian tak pernah sepi. Nongkrong sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda masa kini. Tak ada yang salah, karena berkumpul dan bersosialisasi juga bagian dari kebutuhan manusia.

Namun, tanpa disadari, budaya konsumtif ini sering membuat generasi muda lebih rela mengeluarkan uang untuk hal-hal sekunder ketimbang untuk bersedekah.

Harga segelas kopi bisa mencapai puluhan ribu, tapi ketika ada ajakan berdonasi seribu atau dua ribu rupiah, banyak yang berpikir dua kali. “Ah, nanti saja,” atau “Sedekah itu buat orang kaya.”

Padahal, sedekah bukan soal besar kecilnya nominal, melainkan ketulusan hati. Justru dengan berbagi di tengah kesempitan, nilai sedekah menjadi jauh lebih bermakna.

Gaya hidup konsumtif sering muncul karena dua hal: keinginan untuk diakui dan lemahnya literasi finansial. Di era media sosial, banyak anak muda terdorong untuk tampil “gaul” dan “up to date”.

Belanja online, nongkrong di tempat hits, atau mengikuti tren fashion terbaru jadi semacam kebutuhan sosial. Akibatnya, uang habis tanpa terasa, dan niat bersedekah pun kerap tertunda.

Di sinilah pentingnya dakwah kreatif dan edukasi finansial syariah. Dakwah tak harus selalu di mimbar, tapi bisa lewat konten ringan di media sosial — video pendek, ilustrasi lucu, atau podcast santai tentang bagaimana mengelola keuangan ala Muslim milenial.

Generasi muda perlu disadarkan bahwa mengatur keuangan bukan berarti pelit, tapi bentuk tanggung jawab. Termasuk menyiapkan “pos sedekah” dalam anggaran bulanan mereka.

Dengan manajemen keuangan sederhana, misalnya menyisihkan 5–10 persen penghasilan untuk sedekah rutin, anak muda bisa mulai membiasakan diri berbagi. Apalagi kini ada banyak platform digital yang memudahkan sedekah tanpa repot. Sekecil apa pun, jika dilakukan konsisten, dampaknya luar biasa.

Bayangkan jika budaya nongkrong dan gaya hidup modern bisa seimbang dengan semangat berbagi. Nongkrong tetap boleh, tapi jangan lupa berbagi. Karena sejatinya, keberkahan hidup bukan datang dari banyaknya yang kita punya, tapi dari seberapa sering kita mau berbagi.

Maka, mari mulai hari ini — bukan hanya berburu diskon, tapi juga berburu pahala lewat sedekah yang tulus.

Admin YNSU

Yayasan Nur Sedekah Umat (YNSU) adalah organisasi nir labar berbentuk yayasan di bidang sosial. Memiliki semboyan: "Menggalang Potensi. Menebar Manfaat. Berkontribusi untuk Negeri. Meraih Ridhlo Ilahi."

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *