Mengawali Tahun Baru 1447 Hijriyah: Menyusuri Jejak Sejarah, Memetik Hikmah, dan Merangkai Doa

Setiap kali bulan Muharram tiba, suasana batin umat Islam seolah mengajak kembali menengok sejarah panjang yang sarat makna: hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan fisik, tetapi penanda dimulainya era baru bagi Islam — era kebebasan berdakwah, membangun peradaban, dan menata tatanan masyarakat yang penuh nilai ilahi. Dari sinilah kemudian dimulainya penanggalan Hijriyah.

Tahun Hijriyah pertama ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Ketika itu, banyak surat resmi memerlukan penanggalan yang jelas. Setelah berbagai pertimbangan, Umar dan para sahabat sepakat menjadikan peristiwa hijrah Rasulullah SAW sebagai titik awal penanggalan Islam. Bukan karena hijrah itu terjadi pada bulan Muharram, tetapi karena Muharram adalah bulan pertama setelah disahkannya rencana hijrah, dan telah menjadi bulan mulia sejak zaman Jahiliyah.

Namun, Tahun Baru Hijriyah bukan hanya tentang penanggalan atau angka. Ia adalah momentum refleksi diri. Allah berfirman dalam surah Al-Hasyr ayat 18:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”

Ayat ini mengingatkan kita untuk merenung: bagaimana amal kita selama ini? Apakah tahun yang berlalu penuh kebaikan atau justru menyisakan penyesalan?

Rasulullah SAW pun mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa memperbaiki diri. Dalam salah satu hadits disebutkan:
“Orang yang cerdas adalah yang mampu mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR. Tirmidzi).

Inilah hikmah dari datangnya tahun baru Hijriyah: ia bukan untuk pesta pora, tetapi untuk hijrah batin. Dari malas menjadi giat, dari lalai menjadi sadar, dari dosa menuju ampunan.

Di tengah perenungan itu, doa menjadi jembatan hati. Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca saat memasuki tahun baru Hijriyah adalah:
“Ya Allah, masukkanlah kami ke tahun baru ini dengan penuh keamanan, keimanan, keselamatan, Islam, ridha, dan perlindungan dari godaan setan. Berikanlah kami taufik untuk selalu melakukan hal yang Engkau cintai dan ridhai.”

Doa ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan harapan yang membubung ke langit: agar tahun yang baru menjadi ladang amal, bukan perangkap kesia-siaan.

Dan begitulah setiap awal tahun Hijriyah seharusnya menjadi pintu masuk perubahan diri. Bukan hanya mengganti kalender di dinding, tapi juga mengganti sikap dan memperbaiki arah hidup. Sebab, seperti hijrah Nabi yang penuh perjuangan, perubahan pun menuntut tekad dan keteguhan hati.

Tahun baru Islam adalah panggilan untuk hijrah—bukan ke tempat baru, tetapi ke pribadi baru yang lebih dekat dengan Allah.

Admin YNSU

Yayasan Nur Sedekah Umat (YNSU) adalah organisasi nir labar berbentuk yayasan di bidang sosial. Memiliki semboyan: "Menggalang Potensi. Menebar Manfaat. Berkontribusi untuk Negeri. Meraih Ridhlo Ilahi."

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *